Sumbawa Barat — Pesantren bukan lagi sekadar tempat menghafal kitab, tapi juga pusat inovasi dan teknologi. Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang kembali mencatat sejarah. Dalam rangkaian Apel Tahunan Khutbatu-l-‘Arsy tahun ini, Tim Aeromodelling santri mempersembahkan karya luar biasa tiga pesawat miniatur skala edukatif hasil rakitan mandiri santri sendiri.
Proyek ini merupakan bagian dari program Santri Teknologi yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai-nilai keislaman. Tiga jenis pesawat yang berhasil dirakit oleh Tim Santri Al-Ikhlas antara lain:
-
✈️ RAPTOR F-22 — Jet tempur siluman asal Amerika, mewakili kecepatan dan strategi udara.
-
✈️ Sukhoi SU-30 — Jet tempur multi-peran dari Rusia, simbol kelincahan dan keberanian.
-
✈️ Hercules C-130 — Pesawat angkut legendaris, lambang kekuatan logistik dan ketahanan.
Dibimbing langsung oleh para guru, santri terlibat penuh dalam setiap tahap mulai dari desain, instalasi sistem elektronik, hingga uji terbang. Ini bukan sekadar proyek teknis, tapi juga pelatihan karakter: disiplin, kerja tim, dan semangat jihad ilmiah.
Yang paling menggetarkan, dalam Apel Tahunan, pesawat-pesawat ini diterbangkan dengan misi simbolik untuk Palestina. Di badan pesawat tertulis pesan perjuangan dari santri Indonesia untuk dunia.
“Santri Mengudara, Palestina Merdeka!”
Menurut pengasuh pondok, KH. Lalu Zulkifli Muhadli, kegiatan ini adalah bagian dari pembentukan santri masa depan yang bukan hanya kuat dalam iman, tapi juga tangguh dalam ilmu dan inovasi.
“Kami ingin santri menjadi pionir peradaban. Langit bukan batas, tapi titik awal. Dari pesantren, kita bangun Indonesia yang mandiri dan bermartabat,” ujarnya.
Apel ini diharapkan menjadi momen bersejarah, menunjukkan bahwa pesantren bisa menjadi pusat kemajuan teknologi tanpa meninggalkan akar nilai keislaman. Sebuah pesan kuat dari bumi Taliwang, santri siap membangun dunia, bukan hanya dengan doa, tapi juga dengan karya.(S1)
Komentar