oleh

Hindari Konflik Kesukuan, Perjuangan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa Butuh Sinergi Lombok-Sumbawa

-Artikel, Headlines, NTB-275 Dilihat

Oleh : Roy Marhandra (LATS Sumbawa Barat)

Perjuangan panjang pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) harus dijalankan dengan pendekatan yang bijaksana, khususnya dalam mengelola keberagaman budaya dan mencegah potensi konflik antarsuku di kedua pulau. Perbedaan yang ada seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai modal sosial untuk membangun harmoni dan meraih cita-cita bersama.

Pulau Lombok dikenal dengan mayoritas penduduk suku Sasak yang memiliki tradisi, bahasa, dan budaya yang kaya. Sementara itu, Pulau Sumbawa dihuni oleh suku Samawa dan Mbojo, yang juga menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Dalam konteks perjuangan PPS, sangat penting untuk tidak membenturkan perbedaan budaya ini, tetapi justru menjadikannya fondasi kokoh untuk membangun sinergi yang saling menguatkan.

Dalam teori komunikasi lintas budaya, perbedaan budaya dipandang sebagai peluang untuk saling belajar dan melengkapi. Perspektif ini sangat relevan untuk mendorong harmoni antara masyarakat Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Ketika komunikasi antarbudaya dilakukan secara inklusif dan saling menghargai, maka setiap kelompok etnis akan merasa diakui, sehingga potensi konflik identitas dapat diminimalkan.

Jika PPS terbentuk, keberagaman suku dan budaya di masing-masing pulau justru dapat menjadi aset strategis dalam pembangunan kebudayaan. Pulau Lombok, misalnya, bisa lebih fokus pada pengembangan wisata budaya berbasis tradisi Sasak, sedangkan Pulau Sumbawa dapat mengoptimalkan potensi budaya Mbojo dan Samawa untuk pelestarian nilai-nilai lokal.

Perlu dipahami bahwa pemisahan administratif bukanlah bentuk perpecahan budaya, melainkan redistribusi kewenangan dan sumber daya agar pembangunan bisa dilakukan secara lebih proporsional dan tepat sasaran. Kolaborasi antardaerah tetap bisa terjaga, terutama dalam berbagai program pembangunan lintas wilayah yang mengedepankan potensi masing-masing pulau.

Potensi konflik berbasis kesukuan dapat dihindari jika semua pihak memandang perjuangan PPS sebagai perjuangan kolektif untuk kemajuan bersama. Harmoni dan kerja sama antara masyarakat Lombok dan Sumbawa adalah kunci untuk mewujudkan provinsi baru yang berkeadilan.

Baca Juga :  Waktunya Negara Mendengar Suara Pulau Sumbawa

Ketika perbedaan dihormati dan kerja sama diperkuat, perjuangan yang telah berlangsung selama lebih dari 24 tahun ini akan menemukan titik terang. Bersatunya suku Sasak, Samawa, dan Mbojo akan menjadi bukti bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan landasan kokoh untuk terbentuknya Provinsi Pulau Sumbawa dalam waktu dekat.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *