oleh

Mengenal Singkat Lalu Mangandaralam, Pejuang Kemerdekaan RI asal Lingkungan Motong Taliwang

-Headlines, Sosok-125 Dilihat

Sumbawa Barat – Bung Karno pernah menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa para pahlawannya.

Bagi bangsa Indonesia, bulan November memiliki makna bersejarah dalam mengenang perjuangan para pahlawan. Setiap tanggal 10 November, diperingati sebagai Hari Pahlawan, momen ini menjadi pengingat untuk meneladani semangat dan nilai-nilai kepahlawanan, serta menjadikan para pahlawan sebagai inspirasi bagi generasi penerus bangsa.

Di Tanah Sumbawa, dalam lintasan sejarah perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, tim redaksi Sengo Samawa KMC Media Group mencoba menelusuri sejumlah sosok yang berperan penting sebagai pejuang daerah. Salah satu nama yang patut dikenal publik adalah Lalu Mangandaralam.

Bagi masyarakat Tanah Samawa yang hidup sebelum tahun 1945, sosok ini tidaklah asing. Lalu Mangandaralam dikenal sebagai pelopor gerakan bawah tanah yang gigih menghadapi penjajahan Belanda. Seperti dikutip Sengo Samawa dari Buku Kumpulan Arsip Sejarah Budaya Kabupaten Sumbawa yang diterbitkan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumbawa pada tahun 2008, Lalu Mangandaralam merupakan salah satu tokoh penting dalam perjuangan rakyat Sumbawa melawan penjajah. Ia adalah putra dari Lalu Maspakali bin Lalu Mangandarsyah Dea Syeikh Tuan Pangeran.

Pada tahun 1947, Lalu Mangandaralam menjadi salah satu tokoh yang sangat berpengaruh di Tanah Samawa. Namun, perjuangannya tidak lepas dari ujian berat. Ia pernah ditangkap dan ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda. Selama dalam penahanan di Sumbawa Besar, ia mengalami penyiksaan sebelum akhirnya dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Lalu Mangandaralam kemudian diasingkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur. Saat berada di penjara Kupang, ia sempat bersama Bung Karno.

Sejarah mencatat, setelah agresi militer Belanda berakhir dan Indonesia benar-benar merdeka, Lalu Mangandaralam menerima penghargaan atas perjuangannya. Pada tanggal 10 November 1958, ia dianugerahi tanda jasa pahlawan oleh Presiden Soekarno. Kemudian, pada tahun 1969, ia menerima Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Soeharto atas pengabdiannya sebagai Kepala Kantor Perbendaharaan Negara di Banjarmasin.

Baca Juga :  DPRD KSB & Seluruh Fraksi Setujui Tuntutan Aspirasi KP4S Soal PPS

Perjalanan hidup dan perjuangan Lalu Mangandaralam menjadi bukti bahwa semangat patriotisme di Tanah Sumbawa turut mewarnai perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namanya layak dijadikan teladan dan dikenang sebagai salah satu pahlawan daerah yang memberikan sumbangsih besar bagi bangsa.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *