oleh

Menuju Gerakan 1 Santri 1 Buku: Literasi Jadi Ciri Khas Al-Ikhlas Taliwang

-Headlines, Pendidikan-8003 Dilihat

Sumbawa Barat – Menulis bukan lagi sekadar keterampilan, tetapi telah menjadi misi dakwah dan jejak kontribusi intelektual yang abadi. Semangat inilah yang menginspirasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang saat menyelenggarakan Pelatihan Menulis bagi santri akhir Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) tahun ajaran 2025–2026.

Selama dua hari, dari 21 hingga 22 April 2025, para santri dibekali keterampilan menulis sebagai bekal untuk melahirkan karya yang akan terus hidup bahkan setelah mereka lulus dari pesantren.

Bertempat di Aula Baitu As-Syukri, pelatihan ini menghadirkan narasumber istimewa, Ustadz Akbar Zainuddin seorang penulis nasional sekaligus alumni Gontor yang dikenal luas lewat buku bestseller-nya Man Jadda Wajada.

Dalam suasana yang penuh antusias dan inspiratif, Ustadz Akbar membagikan pengalaman menulisnya, mulai dari teknik dasar menulis kreatif hingga strategi menerbitkan buku yang berdampak. Para santri tidak hanya menerima teori, tetapi langsung diarahkan untuk mulai menyusun konsep dan draft karya tulis pribadi mereka.

Kegiatan ini merupakan bagian integral dari program unggulan pesantren, “Satu Alumni, Satu Buku”, yang sudah berjalan sejak tahun lalu. Memasuki tahun kedua pelaksanaannya, program ini menargetkan setiap santri akhir mampu menerbitkan minimal satu buku sebelum prosesi wisuda Ramadhan mendatang.

Tak hanya sekadar proyek akademik, program ini menjadi bagian dari upaya besar Pondok Pesantren Al-Ikhlas dalam mencetak generasi penulis muslim yang berkualitas dan berdampak.

Pimpinan Pondok, Dr. Mujahid Imaduddin, dalam keterangannya menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah nyata dalam membangun peradaban literasi Islami.

“Menulis adalah bentuk dakwah dan kontribusi intelektual yang tak lekang oleh waktu. Melalui tulisan, nilai-nilai pesantren akan terus hidup bahkan setelah santri lulus dan terjun ke masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga :  Ormas Islam KSB Bereaksi Keras Soal Wacana Revisi Perda Soal Miras

Lebih lanjut, Dr Mujahid menjelaskan bahwa program “1 Alumni 1 Buku” ke depan akan dikembangkan menjadi gerakan literasi yang lebih luas: “Gerakan 1 Santri 1 Buku”.

“Bayangkan jika ada 600 santri, maka setiap tahun kita bisa melahirkan 600 buku. Ini bukan hanya mimpi, tapi visi besar yang sedang kita bangun bersama,” ungkapnya penuh semangat.

Antusiasme santri dalam pelatihan ini sangat tinggi. Mereka mengikuti setiap sesi dengan penuh perhatian, aktif berdiskusi, dan mulai menyusun draft karya yang mencerminkan pemikiran dan pengalaman mereka selama di pesantren. Mulai dari kisah inspiratif, refleksi kehidupan di pondok, hingga esai bertema sosial-keagamaan, semua mulai dituangkan oleh tangan-tangan muda yang sarat semangat dan idealisme.

Pelatihan ini menandai langkah awal bagi para santri akhir untuk tidak hanya menjadi lulusan yang alim dan shaleh, tetapi juga melek literasi, komunikatif, serta siap menyuarakan gagasan-gagasan Qur’ani kepada masyarakat luas melalui tulisan.(S1)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *